Rabu, 07 November 2012

Zaman Pertengahan



Ciri utama nasa ini menunjukkan fakta bahwa Islam memberikan sebuah konteks mendasar bagi perkembangan Hinduisme sebagai teks. Pendukung Alberuni, Mahmudi Ghazni memimpin tujuh perlawanan orang-orang Hindu dengan mudah. Dia lebih tertarik untuk menghancurkan kota-kota dari pada  membangun kerajaan. Pada tahun 1192, penguasa utama Rajput di utara dikalahkan dan dibunuh oleh Muhammad Ghuri, dan pada tahun 1200, dinasti Budak (slave dynasty) telah mendirikan aturan muslim di India Utara dan berakhir sampai 1858.

            Hiduisme berkembang dengan baik, sampai kedatangan Islam, dalam mengakomodasikan, jika bukan menyerap semua tantangan dalam bentuk agresi dari luar dan perpecahan dari dalam, Islam memberikan pengaruh ganda bagi Hinduisme. Di satu pihak, Islam menganjurkan perpindahan agama, di pihak lain, Islam mendorong kecenderungan yang lebih egaliter dan monoteistik bagi kaum Hindu. Kemudian muncul pemisah antara keduanya, sebagai contoh adalah Kabir (abad ke-15), Guru nanak (1469-1538), Dadu (1544-1603).
            Kabir manulis sekumpulan kidung (hymns) yang dikenal sebagai “Bijak’’; Dadu, pengikut Kabir dan pendiri Parabrahmana-sampradaya, bermaksud menyatukan semua agama menjadi satu. Dia mengarahkan para pengikutnya untuk mengumpulkan semua teks devosional dari berbagai aliran menjadi satu kumpulan. Tulsidas (1532-1623) adalah penulis teks Ramayana dalam bahasa versi Hindi (Rama-carita-manasa) dan Vinaya-patrika.; Guru nanak (1469-1538) menulis teks kaum sikh (Granth Sahib), yang berisi kidung-kidung yang ditulis oleh guru-guru mereka serta orang religius lainnya, baik Hindu maupun Muslim.
            Memang ada interaksi antara Islam mistis dan Hinduisme, namun ajaran utama Hinduisme menaril diri ke dalam  kerang pelindung; dan secara mendasar berada dalam cengkraman keputusasaan politik, sehingga berbalik ke arah penghiburan spiritual pada Tuhan. Hal ini terlihat dengan berkembangnya gaya hidup sebagai bertapa atau mengundurkan diri dari kehidupab duniawi. Kehidupan sannyasin menjadi semacam pelarian diri, seperti yang dilihat dengan jelas oleh Guru nanak, pada sekitar avad ke-16, keektiman Hinduisme terlihat jelas dalam karya-karya puisi devosional dengan kualitas sensasional, yang gerakkannya diwakili oleh Surdas, Tulsidas, Mirabai, dan lain-lain.
Gerakan caitanya  pada abad ke-15, yang menekankan pembacaan Weda secara umum, merupakan sebuah usaha untuk menghindarkan Hinduisme agar tidak menjadi agama rumah dan pera[ian saja. Gerakan devosional ini menekankan kekuatab penyelamatan dalam nama Tuhan-terutama Krishna dan Rama, sehimgga berpuncak pada pernyataan paradoks bahwa nama Tuhan adalah lebih besar dari Tuhan sebdiri. Gerakan devosional (bhakti) ini dikatakan berasal dari India selatan, dimana para devoti Whisnu dan Shiwa sudah mencapai puncaknya pada abad ke-9. Sekarang kita akan pindah ke wilayah India selatan.
Islam masuk ke wilayah India selatan dengan disingkirkanya Deogiri oleh Malik Kafur pada 1307. Namun reaksi kaum Hindu di selatan cukup menarik dan berbeda. Sejarah mencatat bahwa ketiga aliran utama Vedanta yang diwakili oleh Shankara (abad ke-9), Ramanuja (abad ke-12) dan Madhva (abad ke-13) muncul di selatan. Walaupun pemikiran Ramanuja dan Madhva adalah lebih bersifat teostik, namun masih tetap mengikuti konsep filsafat Vedanta dan bukan hany bersifat devosional saja. Wilayah selatan menunjukkan kekuatan vitalitas lebih besar, bukan hanya secara religius, namun juga secara politis. Hal ini disebabkan adanya kerajaan Vijayanagar yang berkuasa dari abad ke-14 sampai abad ke-17.
Gerakan devosional (bhakti) di Maharasta (wilayah Barat India) mengambildua bentuk, yakni; varakari dan dharakari. Bantuk  dharakari lebih bersifat aktif dan devosional, dimana salah satu tokohnya adalah Ramdas yang menjadi Guur Shivaji (1627-1680). Di bawah kepemimpinan Shivaji inilah kerajaan  Marathas menjadi sebuah kekuatan politik yang kuat dan menggantikan kekuatan Muslim di selatan. Bentuk varakari melahirkan nama-nama besar penyair  santo di wilayah Barat India, sepeti Namadev (abad ke-14) dan Tukarram (abad ke-17). Gerakan bhakti seperti Shankaradeva di Assam dan Purandaradasa di Karnataka (abad ke-16).
Pada masa ini, dua gerakan politik berbasis Hindu yang cukup berhasil adalah kerajaan Vijayanagar di selatan dan kerajaan Marathas di bagian Barat India (terlepas dari kaum Sikh di pinjab). Di masa kerajaan Vijayanagar, terjadi kebangkitan kembali studi atas Weda dan komentar Hindu atas Weda yang di tulis oleh Sayana. Kemudian juga Shivaji (1627-1680) dinobatkan sebagai tokoh pelindung Weda. Puisi-[uisi devosional saat itu berpusat pada Rama dan Krisna, yang merypakan inkarnasi Wishnu.
Ciri paling menonjol pada masa Muslim (1200-1757) ini adalah berkembangnya agama Wishnu (Vais hnavism). Dua nama besar dari selatan dan Vallabha (1479-1531) dari India selatan dan caitanya (1486-1533) dari wilayah bengal. Keduanya mengajarkan jalan devosi yang berpusat [pada Krishna dan Radha. Vaishnavism populer ini disebabkan di wilayah Maharastra oleh Namadeva (abad ke-14) Dan Tukaram (abad ke-17); sedangkan di Utara. Vaishnavism berkembang dalam bentuk penyembahan terhadap Rama. Tokoh-tokoh terkenal dari India adalah Ramananda(abad ke-14), Dadu (1544-1603) dan Tulsidas (1532-1623).

Pengaruh Islam dapat dilihat dari gerakan religius di India Utara dengan ciri monoteisme ketat, tanpa menghiraukan  perbedaan kasta dan menolak pemujaan terhadap imaji (patung, gambar dan sebagainya). Sebagai contoh adalah Kabir (abad ke-15) yang mengajarkan sebuah agama universal berdasarkan realisasi personal akan Tuhan yang tinggal di dalam hati manusia. Kemudian, Guru nanak(1469-1538) mendirikan agama sikh (1469-1538) yang berusaha untuk menyelaraskan Islan dan Hinduisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar